sudah lama saya bersahabat dengannya. sejak kami berkenalan di kelas 1 SMA, kami merasa tidak terpisahkan lagi. kami (hampir) melalukan segala sesuatu secara bersama.
tapi dikelas duabelas semuanya berubah.
walaupun kami selalu sekelas selama 2tahun terakhir ini, tapi sekarang sekolah kami berbeda. pada mulanya kami masih berteman baik seperti biasanya. tapi akhirnya kami mulai menjauh.
perlahan tapi pasti, kami mulai merengang. saya rasa, kami berdua sudah tahu bahwa persahabatan kami ini akan mulai berpisah. tapi maaf saya tidak mau mengakuinya (kala itu).
lalu, hari itu datang juga. aku menghadapi kenyataan bahwa G dan saya tidak seakrab dulu.
kami berdua telah beranjak dewasa dan pikiran kami tidak sama lagi. saya masih suka merindukannya...
2tahun yang dulu kami lewatkan sungguh sangat menyenangkan. 2tahun yang tidak pernah saya lupakan__sampai kapanpun yang ingin saya kenang selalu.
suatu saat saya teringat akan kebersamaan itu. saya meneteskan air mata ketika saya liat foto bersamanya dan bila melihat wajahnya disekolah. - apakah dia merasakan hal yang sama?
saya tidak pernah menegur bahkan berbicara sekalipun dengannya. mulut sayapun serasa di tutup oleh rasa sedih akan kehilangan seorang sahabat seperti dia..
sampai sekarang aku masih menganggap G sahabatku. sahabat yang sama seperti dulu. walaupun sebenarnya tidak mungkin hal ini masih bisa disebut 'persahabatan'.
tapi bagiku, 'TEMAN SEJATI ADALAH TEMAN ABADI"
suatu ketika aku membaca sebuah puisi yang berjudul 'Perubahan'
entah mengapa saya menangis lagi. dan mungkin puisi tersebut cocok untuk G.
PERUBAHAN
"Bersahabat selamanya," demikian kujanjikan.
"Bersama sampai akhir masa."
kita melakukan segalanya berdua.
kau adalah sahabatku.
kala aku bersedih, kau ada disampingku.
kala aku takut, kaupun juga merasakannya.
kau adalah sahabat paling hebat,
kau selalu tahu apa yang harus diucapkan.
kau buat segalanya tampak lebih baik.
sepanjang kita saling memiliki,
segalanya akan baik-baik saja..
tapi ada masanya,
kita perlahan mulai meranggang.
aku disini, dan kau disana.
segalanya mulai berubah..
seperti sinar matahari tanpa bulan.
tiba-tiba begitu jauh kita terpisah,
dua insan berbeda, tanpa kesamaan.
seakan kita kita pernah berteman.
meskipun kita tahu di lubuk hati kita, kita berdua sama-sama tidak mau mengakui kesalahan.
kau menemukan teman baru,
dan untungnya, demikian aku.
tapi hal itu tidak mengubah rasa sakit ini.
pupusnya persahabatan kita ini membuatku menangis.
saat kita tumbuh dewasa, semuanya tentu berubah.
tapi tak selalu harus berakhir.
meskipun keadaan berbeda,
kini...
kau akan selalu menjadi sahabatku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar